oleh

Dedi Mulyadi, Jokowi Kedua? Gaya Blusukan yang Kembali Dilirik

banner 468x60

Jurnalis TV, Tangerang Selatan – Dalam dinamika politik Indonesia, figur-figur yang membaur langsung dengan rakyat kerap mencuri perhatian publik. Salah satu tokoh yang belakangan ini menjadi sorotan adalah Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat yang dikenal dengan gaya komunikasi khas dan pendekatan langsung kepada masyarakat. Banyak pihak menyebutnya sebagai “Jokowi kedua”, merujuk pada kesamaan gaya blusukannya turun ke lapangan, berbicara langsung dengan warga, dan menghadirkan solusi konkret atas persoalan-persoalan sehari-hari. Julukan ini tentu bukan tanpa alasan. Gaya kepemimpinan seperti ini semakin relevan di tengah masyarakat yang merindukan pemimpin yang dekat, mendengar, dan hadir secara nyata.

Pengamat politik menilai, Dedi lebih artikulatif dan suka berdialog, bahkan berdebat di depan publik, berbeda dengan Jokowi yang dikenal lebih tenang dan jarang berdebat secara terbuka. Selain itu, perjalanan politik Dedi Mulyadi yang dimulai dari bawah mulai dari anggota DPRD Purwakarta, wakil bupati, hingga bupati sebelum akhirnya menjadi gubernur membuatnya dianggap memiliki pengalaman dan kematangan yang cukup dalam menghadapi berbagai persoalan di Jawa Barat.

banner 336x280

Dedi Mulyadi sendiri menyikapi julukan “Jokowi Kedua” secara positif. Ia menilai, sebutan tersebut muncul karena masyarakat memperhatikan setiap aktivitasnya di lapangan. Ia menegaskan bahwa aksi-aksinya bukan sekadar untuk pencitraan, melainkan upaya nyata untuk menyelesaikan masalah di Jawa Barat termasuk upayanya menyelamatkan anak-anak remaja dari masalah kriminal melalui pendidikan disiplin di barak militer.

Baca Juga: Kontroversi Syarat Bansos Vasektomi, Ulama NU Beri pandangan

Publik kini tidak hanya menilai dari pencapaian administratif atau latar belakang akademis, tetapi juga dari keterlibatan langsung dan kepekaan sosial. Gaya kepemimpinan yang mengakar pada nilai-nilai lokal, kesederhanaan, dan empati menjadi nilai jual yang kuat. Terlebih di tengah ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap elite politik, figur seperti Dedi hadir sebagai simbol harapan baru sebagai pemimpin yang membumi dan solutif.

Namun, menjadi “Jokowi kedua” tentu bukan sekadar soal meniru gaya. Tantangannya adalah bagaimana membuktikan bahwa pendekatan tersebut bukan hanya strategi komunikasi, tetapi benar-benar berdampak pada perubahan sosial dan kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil. 

Dengan demikian, gaya blusukan yang kembali dilirik melalui sosok Dedi Mulyadi menunjukkan bahwa masyarakat tetap menghargai pemimpin yang dekat dengan rakyat dan mampu memberikan solusi langsung di lapangan. Meski sering disebut sebagai “Jokowi Kedua”, Dedi Mulyadi tetap membawa warna dan filosofi tersendiri dalam kepemimpinannya, sehingga tetap memiliki keunikan yang membedakannya dari Jokowi.

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *