Jurnalis TV, Tangerang – Hashtag “Kabur Aja Dulu” tengah ramai diperbincangkan di media sosial, mencerminkan keinginan banyak anak muda Indonesia untuk mencari peluang karir di luar negeri. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan serius, apakah hanya sekadar tren media sosial, atau merupakan sinyal bahaya bagi masa depan Indonesia?
Hashtag “Kabur Aja Dulu” berkaitan erat dengan fenomena brain drain, yakni perpindahan tenaga kerja terampil dan berpendidikan tinggi ke luar negeri. Banyak generasi muda mengungkapkan keinginan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri, didorong oleh berbagai faktor seperti upah minimum yang dianggap tidak mencukupi, sulitnya mendapatkan pekerjaan layak meskipun memiliki pendidikan tinggi, serta meningkatnya biaya hidup.
Jika fenomena ini terus berlanjut, dampaknya bisa signifikan terhadap perekonomian nasional. Tenaga kerja berkualitas yang memilih berkarir di luar negeri dapat menghambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Sebagai respons terhadap tren ini, pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan, termasuk wacana kewarganegaraan ganda bagi mantan WNI yang tinggal di luar negeri. Di sisi lain, beberapa negara justru mendorong warganya untuk merantau dan membangun jaringan bisnis global. Contohnya, China menerapkan kebijakan yang mendorong rakyatnya untuk mengembangkan bisnis di luar negeri, yang pada akhirnya turut memperkuat ekonomi nasional mereka.
Indonesia Emas 2045 hanya bisa terwujud jika ekosistem dalam negeri mampu mendukung inovasi, riset, dan kewirausahaan, sehingga talenta terbaik memiliki ruang untuk berkembang. Selain itu, peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, kebijakan insentif bagi profesional dan akademisi, serta kemudahan akses terhadap sumber daya berkualitas harus menjadi prioritas. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif, Indonesia tidak hanya mampu menahan arus brain drain, tetapi juga mendorong diaspora untuk kembali dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Komentar