Masyarakat Indonesia sangat menyukai kuliner dan masakan yang memiliki cita rasa tinggi. Salah satu makanan yang menjadi favorit mereka adalah Seblak. Seblak merupakan makanan khas Sunda yang mulai populer di sekitar tahun 2000-an hingga saat ini diminati di kalangan luas lantaran memiliki citra rasa gurih pedas dengan rempah kencur dan topping kerupuk, ceker, telur, sayur, atau aneka bahan lain.
Karena kelestarian makanan itu masih ada hingga sekarang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) membuka peluang untuk mengusulkan seblak sebagai warisan budaya tak benda. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Perlindungan Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Rusmiati, yang mengatakan, seblak bisa diusulkan sebagai warisan budaya tak benda lantaran sudah ada sejak lama dan masih bertahan hingga kini.
“Kalau di Garut itu, banyak sebenarnya warisan budaya kita. Misalkan ini yang lagi ramai kuliner seblak. Itu dari Bandung apa Garut, harus ada kajian, dan bisa diusulkan sebagai warisan budaya,” ujarnya, dilansir dari Antara.
Menurut Rusmiati, seblak bisa saja diusulkan lantaran makanan tersebut sudah menjadi tradisi masyarakat Sunda memasak kerupuk basah dengan bumbu rempah-rempah khas sejak lama dan tetap bertahan sampai saat ini.
Pakar kuliner dari Garut, Bobby Firdaus juga menanggapi usulan seblak yang menjadi warisan budaya tak benda tersebut. Menurut Bobby, usulan itu sangat bagus dan perlu untuk direalisasikan.
“Bagus jika dijadikan warisan budaya tak benda,” Tutur Bobby pada Jumat (28/7/2023).
Bobby mengatakan, pihak-pihak berwenang harus meneliti terlebih dahulu, dari daerah mana di Jawa Barat seblak itu berasal. Hal tersebut agar tidak menimbulkan kerancuan di kemudian hari.
“Harus dipastikan juga claiming-nya, tentang kota dimana Seblak itu berasal. Agar di kemudian hari, tidak ada kerancuan atau claiming tentang kapan dan dimana Seblak itu berasal,” katanya.
Untuk diusulkan sebagai warisan budaya, kuliner seblak harus memenuhi beberapa persyaratan yang sudah ditentukan, misalnya dari segi sejarah dan cerita tentang seblak. Seblak juga harus memiliki dokumen pendukung lain, seperti foto, video atau bukti fisik maupun saksi yang menguatkan kuliner itu sebagai karya anak bangsa dengan cita rasa yang khas. Apabila seluruh data sudah terkumpul, maka pemerintah dapat mengkaji dan memutuskan makanan seblak sebagai warisan budaya tak benda.
Memang, jika ditinjau dari segi sejarahnya, tak ada catatan sejarah yang pasti kapan seblak pertama kali ditemukan juga keterangan atau informasi yang menyebutkan jika seblak berasal dari Bandung atau Garut. Namun hal ini kembali ditanggapi oleh Rusmiati, ia berharap adanya semua pihak yang berperan menjaga warisan budaya di Indonesia dan pemerintah juga bisa mendeteksi tentang kearifan lokal di daerahnya untuk tetap dijaga serta dikembangkan agar memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
Penulis: Hilma Nafi’ah Shalihah
Editor: Farhan Fadila
Komentar