Jurnalis TV, Jakarta Selatan – Kawasan Menteng di Jakarta Pusat menyimpan banyak jejak sejarah perjuangan bangsa. Salah satu penanda pentingnya adalah Museum Joang ’45, sebuah bangunan bangunan putih bergaya kolonial yang menjadi saksi bisu perjalanan para pemuda Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Gedung ini bukan sekadar simbol masa lalu, tetapi juga pengingat akan semangat juang yang tak pernah padam. Museum ini mengajak pengunjung untuk menelusuri jejak perjuangan bangsa melalui berbagai peninggalan sejarah yang autentik.
Pada awalnya, Museum Joang ’45 merupakan sebuah hotel mewah bernama Hotel Schomper, yang didirikan sekitar tahun 1920. Namun, sejarah gedung ini berubah drastis pada 19 Juli 1945, ketika Badan Propaganda Jepang mengambil alih bangunan tersebut dan mengubahnya menjadi Asrama Angkatan Baru Indonesia atau Asrama 31. Asrama ini berfungsi sebagai pusat pendidikan bagi pemuda Indonesia yang dipersiapkan untuk menjadi pelopor perjuangan dan pelatihan dalam mempersiapkan diri untuk perjuangan kemerdekaan.
Museum Joang ’45 kini menawarkan pengalaman baru bagi para pengunjung melalui ruang imersif yang dirancang untuk membawa mereka seolah-olah berada di tengah peristiwa bersejarah. Dengan teknologi visual yang modern, ruang ini menghadirkan gambaran perjuangan rakyat secara lebih nyata dan dinamis.
Pengunjung dapat melihat berbagai pameran menarik, seperti dokumen sejarah, miniatur peristiwa penting, peralatan militer, tandu Jenderal Sudirman, hingga seragam militer para pejuang kemerdekaan. Menurut pihak pengelola, ruang imersif ini dihadirkan untuk menarik minat generasi muda, yang cenderung kurang tertarik pada museum konvensional.
Muslim, selaku tour guide Museum Joang ’45, menjelaskan bahwa gedung ini menyimpan banyak sejarah dari masa awal pembangunan hingga pasca-kemerdekaan serta memberikan informasi mengenai keberadaan ruang imersif di Museum Joang ’45.
“Museum ini menyimpan banyak cerita sejak zaman Belanda hingga masa-masa penting perjuangan, termasuk rapat raksasa Ikada, dan dengan adanya ruang imersif, pengunjung dapat merasakan pengalaman berbeda yang meningkatkan daya tarik museum serta mendorong lebih banyak orang untuk berkunjung,” ujarnya.
Salah satu peristiwa penting yang didokumentasikan di Museum Joang ’45 adalah pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA) yang terjadi di Blitar, Jawa Timur, pada 14 Februari 1945. Pada awalnya, PETA dibentuk oleh Jepang untuk membantu mempertahankan wilayah Indonesia dari serangan Sekutu. Namun, tindakan represif dan brutal yang dilakukan oleh Jepang mendorong para pemuda lokal, di bawah kepemimpinan Shodanco Supriyadi, untuk melakukan pemberontakan. Peristiwa ini menjadi simbol perlawanan pemuda terhadap penjajahan Jepang.
Selain itu, Museum Joang ’45 juga memiliki koleksi mobil dinas bersejarah yang digunakan oleh para tokoh nasional. Di antaranya adalah mobil dinas Presiden Ir. Soekarno, yang digunakan dari tahun 1945 hingga 1949, serta mobil yang dipakai saat terjadi peristiwa pemboman di Perguruan Cikini pada 30 November 1957. Selain itu, terdapat DeSoto Convertible, mobil pemberian Djohan Djohor kepada Mohammad Hatta, yang menjadi salah satu koleksi ikonik museum ini.
Ingga, seorang pengunjung asal Depok, membagikan pengalamannya saat berkunjung ke Museum Joang ‘45 bahwa museum ini memberikan banyak informasi tentang perjuangan kemerdekaan.
“Museum Joang 45 memberikan banyak informasi menarik tentang sejarah perjuangan bangsa, dengan ruang imersif yang mengesankan dan membantu saya lebih memahami perjuangan para pahlawan, serta akan lebih menarik bagi generasi muda jika museum menambah koleksi interaktif lainnya,” ungkapnya.
Museum Joang ’45 berlokasi di Jalan Menteng Raya No. 31, Jakarta Pusat, dan dikelola oleh Unit Pengelola Museum Sejarah Jakarta, di bawah Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Museum ini buka setiap Selasa hingga Minggu, mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.
Pengunjung dapat menikmati fasilitas penunjang yang cukup lengkap, seperti mushola, toilet, perpustakaan, serta area parkir yang luas. Tarif tiket masuk pun sangat terjangkau, yakni Rp10.000 untuk dewasa dan Rp5.000 untuk mahasiswa/pelajar.
Dengan harga tiket yang terjangkau, pengunjung dapat menikmati pengalaman sejarah yang unik dan mendalam di Museum Joang ’45. Museum ini menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi pecinta sejarah maupun mereka yang ingin mengetahui lebih dalam tentang perjuangan bangsa!
Komentar