Jurnalis TV, Jakarta – Menolak lupa peristiwa malapetaka bagi rakyat Palestina. Setiap tahunnya, tanggal 15 Mei rakyat Palestina di seluruh dunia memperingati peristiwa hari Nakba. Istilah Hari Nakba diciptakan pada tahun 1998 oleh mantan presiden Palestina yaitu Yasser Arafat.
Tahun ini, 15 Mei 2025 merupakan peringatan ke-77 tahun, sejak berlalu nya peristiwa tersebut pada 1948. Nyatanya, 77 tahun berlalu peristiwa perampasan hak rakyat Palestina terus berlanjut hingga sekarang. Konflik antara Palestina dan Israel masih memanas dan tidak kunjung reda hingga kini, yang tidak hanya membuat rakyat Palestina terusir namun korban yang berjatuhan semakin banyak.
Nakba dalam bahasa Arab artinya bencana atau malapetaka, yang merujuk kepada pemindahan massal dan pembersihan etnis Arab Palestina saat berlangsungnya perang Arab-Israel tahun 1948. Peristiwa ini mengakibatkan 750.000 rakyat Palestina terusir, 78 persen wilayah Palestina diambil alih oleh pasukan zionis, sekitar 530 desa dan kota hancur, serta membunuh sekitar 15.000 warga Palestina dalam serangkaian kekejaman massal, termasuk lebih dari 70 pembantaian. Pengusiran warga Palestina atau Peristiwa nakba telah dimulai pada Desember 1947 dan memuncak pada pertengahan Mei 1948.
Baca Juga: Israel Serang Kamp Pengungsian di Gaza, 20 Orang Tewas
Lalu apa yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut?
Awal mula munculnya Nakba, pada akhir abad ke-19. Selama masa mandat Inggris di Palestina, terjadi peningkatan imigrasi oleh orang Yahudi Eropa ke Palestina serta munculnya zionisme sebagai ideologi politik yang ingin mendirikan negara Yahudi di Palestina.
Menurut orang-orang Yahudi tanah Palestina merupakan tanah yang dijanjikan untuk mereka. Perjanjian tersebut berawal pada tahun 1917, saat Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour yang berisi dukungan kerajaan Inggris untuk menjadikan Palestina sebagai tempat pembentukan negara bagi orang orang Yahudi.
Antara tahun 1922 hingga 1935, populasi orang-orang Yahudi meningkat hingga 27 persen dari total populasi rakyat Palestina. Pada tahun 1937, terbentuknya Komisi Peel untuk mengkasi situasi. Komisi Peel mengusulkan bahwa kasus Palestina tidak dapat diatasi, kecuali dengan pembagian wilayah Palestina. Usulan tersebut ditolak oleh masyarakat Arab Palestina dan memilih untuk melanjutkan perlawanan.
Pada 29 November 1947, PBB mengeluarkan resolusi yang membagi wilayah Palestina menjadi negara Yahudi dan Arab. Negara-negara Arab menolak resolusi tersebut, yang direspons serangan pasukan militer Zionis terhadap desa-desa Palestina, yang memaksa ribuan orang mengungsi.
Dengan berakhirnya mandat Inggris di Palestina, Israel secara resmi dinyatakan sebagai negara merdeka pada 14 Mei 1948. Deklarasi kemerdekaan Israel memicu masuknya tentara negara-negara Arab tetangga ke Palestina, yang menandai dimulainya Perang Arab-Israel I.
Sebelum 15 Mei, beberapa pembantaian paling terkenal telah terjadi; pembantaian Baldat al-Sheikh pada 31 Desember 1947, yang menewaskan hingga 70 warga Palestina, pembantaian Sa’sa’ pada 14 Februari 1948, ketika 16 rumah diledakkan dan 60 orang kehilangan nyawa, dan pembantaian Deir Yassin pada 9 April 1948 sekitar 110 pria, wanita, dan anak-anak Palestina dibantai.
Peristiwa Nakba memiliki makna yang sangat mendalam bagi rakyat Palestina. Peristiwa ini merupakan simbol dari perjuangan dan keteguhan dalam mempertahankan hak-hak mereka. Juga merupakan sumber inspirasi bagi generasi muda agar berjuang melawan penjajahan Israel dan mendapatkan kembali tanah air mereka.
Komentar