oleh

Berburu Lailatul Qadar dengan I’tikaf di Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

-Religion-154 Dilihat
banner 468x60

Jurnalis TV, Tangerang Selatan – Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan yang lebih baik daripada seribu bulan. Malam ini terjadi di antara sepuluh malam terakhir Ramadhan, khususnya pada malam ganjil. Keistimewaannya disebut dalam Surat Al-Qadr, di mana pada malam tersebut Al-Quran pertama kali diturunkan, serta malaikat dan Jibril turun membawa rahmat dan ketetapan hingga fajar. Meskipun waktu pastinya dirahasiakan, umat Islam dianjurkan untuk mencarinya dengan meningkatkan ibadah. Setiap Muslim memiliki kesempatan yang sama untuk meraih malam tersebut, salah satunya melalui i’tikaf.

I’tikaf adalah kegiatan berdiam diri sambil memperbanyak amal ibadah. Kegiatan ini menjadi momen terbaik untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, khususnya di sepuluh malam terakhir Ramadhan. I’tikaf juga merupakan sunnah Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha bahwa ia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkan beliau. Kemudian aku melakukan i’tikaf setelah beliau.

banner 336x280

Baca Juga: Sahur dan Berbuka dalam Perspektif Agama dan Kesehatan: Kunci Puasa yang Sehat dan Penuh Berkah

Saat melaksanakan i’tikaf, ada berbagai amalan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah membaca Al-Quran. Hal ini menjadi istimewa karena Al-Quran diturunkan pada Lailatul Qadar, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah, 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan.” (QS Al-Qadr: 1). 

Selain itu, i’tikaf juga dapat diisi dengan qiyamul lail, seperti shalat Tahajud, sholat Witir, serta memperbanyak dzikir dan doa untuk menghidupkan malam.

Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca adalah:

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku.” (HR Tirmidzi).

Tak hanya ibadah fisik, i’tikaf juga menjadi momen untuk bermuhasabah diri, merenungi segala perbuatan yang telah dilakukan, serta berupaya memperbaiki diri dengan meninggalkan maksiat dan memperbanyak amal saleh. Oleh karena itu, i’tikaf menjadi kesempatan bagi setiap Muslim untuk meraih keberkahan dan ampunan. 

Dengan menjalankan i’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan, seorang Muslim berkesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah sekaligus sebagai salah satu bentuk ikhtiar dalam meraih Lailatul Qadar. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan ini sebaik mungkin, karena tidak ada yang tahu apakah masih diberi umur untuk bertemu kembali dengan Ramadhan di tahun berikutnya.

Referensi: 

Almanhaj. (n.d.). Hadits Shahih Tentang I’tikaf Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Diakses pada 27 Maret 2025, dari https://almanhaj.or.id/55012-hadits-shahih-tentang-itikaf-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html

Arifin, A. S. (2024, 4 April). 2 Doa Lailatul Qadar: Arab, Latin, dan Terjemahannya. NU Online. Diakses pada 27 Maret 2025, dari https://www.nu.or.id/nasional/2-doa-lailatul-qadar-arab-latin-dan-terjemahannya-bvIBN

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *