oleh

Fenomena Oversharing di Media Sosial: Batas antara Ekspresi dan Privasi

banner 468x60

Jurnalis TV, Tangerang Selatan – Media sosial telah mengubah cara kita berkomunikasi, mengekspresikan diri, dan membangun hubungan dengan orang lain. Dalam hitungan detik, seseorang dapat membagikan kabar bahagia, keresahan, bahkan detail kehidupan pribadinya kepada ratusan atau ribuan orang. Di satu sisi, hal ini memperlihatkan kebebasan berekspresi yang luar biasa. Namun di sisi lain, muncul fenomena yang cukup mengkhawatirkan yakni oversharing di media sosial, atau kecenderungan untuk membagikan informasi pribadi secara berlebihan di ruang publik.

Oversharing sering kali dilakukan tanpa disadari. Seseorang bisa saja merasa sedang sekadar berbagi cerita atau mencari dukungan emosional, padahal apa yang dibagikan mengandung informasi yang seharusnya bersifat pribadi atau sensitif. Oversharing juga bisa menjadi tanda kondisi kesehatan mental, karena mengumbar kehidupan di sosial media bisa menjadi cara untuk memuaskan diri sendiri dengan mendapatkan perhatian dari orang-orang. 

banner 336x280

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang oversharing, salah satunya adalah kebutuhan akan validasi sosial. Like, komentar, dan perhatian dari warganet bisa menjadi bentuk pengakuan yang membuat seseorang merasa dihargai dan didengar. 

Selain itu, tidak semua orang menyadari bahwa media sosial adalah ruang publik yang tak sepenuhnya aman. Budaya “bebas berekspresi” juga mendorong sebagian pengguna merasa bahwa mereka berhak membagikan apa saja, tanpa mempertimbangkan dampaknya di masa depan. Menentukan batas antara berekspresi dan menjaga privasi di media sosial adalah tantangan yang kian relevan di era digital. 

Baca Juga: Kebiasaan Scrolling: Dampak pada Otak dan Solusi Praktis untuk Menguranginya!

Kebebasan berekspresi merupakan hak setiap individu, termasuk dalam menyuarakan pendapat, menceritakan pengalaman, atau membagikan emosi. Namun, kebebasan ini tidak bersifat absolut. Ia harus berjalan beriringan dengan tanggung jawab dan kesadaran akan dampaknya terhadap diri sendiri maupun orang lain. 

Kebebasan itu tak boleh mengadvokasi kebencian berupa hasutan atau provokasi untuk mendiskriminasi, mengajak permusuhan atau melakukan aksi kekerasan (Pasal 19 dan Pasal 20 ICCPR).

Kebebasan itu “hanya dapat dilakukan sesuai aturan hukum dan harus: (a) menghormati hak atau reputasi orang lain; (b) melindungi keamanan nasional atau ketertiban umum, atau kesehatan atau moral masyarakat”.

Dampak dari oversharing tidak bisa dianggap sepele. Informasi pribadi yang tersebar bisa membuka peluang terjadinya penipuan, pencurian identitas, atau bahkan tindakan kriminal. Selain itu, citra diri di dunia profesional juga bisa tercoreng apabila unggahan di masa lalu kembali mencuat dan dinilai tidak pantas. Belum lagi risiko merusak hubungan personal, terutama jika cerita yang dibagikan melibatkan orang lain tanpa persetujuan mereka.

Media sosial memang diciptakan untuk berbagi, tetapi bukan berarti semua hal harus dibagikan. Dalam dunia yang semakin terbuka, menjaga sebagian dari hidup tetap pribadi adalah bentuk perlindungan diri. Berekspresi itu penting, namun menjaga batas antara keterbukaan dan kehati-hatian adalah kunci agar kita tetap aman, dihargai, dan bermartabat di ruang digital.

Referensi:

Kathmandu Post. (2022, 3 September). Why do people overshare online? Diakses pada 29 Mei 2025, dari https://kathmandupost.com/columns/2022/09/03/why-do-people-overshare-online

Universitas Airlangga. (2023, 7 Agustus). Publik figur umbar aib diri sendiri di media sosial, pakar psikologi Unair: Ini fenomena oversharing. Diakses dari https://unair.ac.id/publik-figur-umbar-aib-diri-sendiri-di-media-sosial-pakar-psikologi-unair-ini-fenomena-oversharing/

Melek Media. (2023, 26 Juli). Oversharing bukan kebebasan berekspresi. Diakses dari https://melekmedia.org/artikel/oversharing-bukan-kebebasan-berekspresi/

Halodoc. (2021, 10 November). Kecanduan media sosial, hati-hati oversharing. Diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/kecanduan-media-sosial-hati-hati-oversharing

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed