oleh

Dampak Musim Hujan Bagi Kehidupan Mahasiswa

-Kata Mereka-131 Dilihat
banner 468x60

Tangerang Selatan (06/02/2024) — Dengan adanya perubahan musim yang fluktuatif, penting bagi masyarakat di berbagai wilayah untuk memahami perkiraan cuaca. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), selain menjadi otoritas resmi dalam pemantauan dan analisis cuaca, juga berperan sebagai lembaga resmi penyedia layanan informasi meteorologi yang memberikan pembaruan terkini mengenai kondisi atmosfer, iklim, dan geofisika di seluruh Indonesia.

Dalam konteks ini, pemahaman yang baik tentang perkiraan cuaca menjadi kunci bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi sehingga dapat menimbulkan kesiagaan terhadap potensi dampak yang mungkin terjadi. Dengan demikian, kita semua dapat merencanakan kegiatan dengan lebih efisien dan meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca yang mungkin berubah-ubah.

banner 336x280

Memasuki awal bulan Februari, cuaca di wilayah JABODETABEK berpotensi turunnya hujan. Dilansir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Selasa, 30 Januari 2024, data dari model numerik cuaca menunjukkan bahwa pada tanggal 1 hingga 6 Februari 2024, secara umum wilayah JABODETABEK memasuki hujan ringan hingga hujan sedang.

Hal ini tentu berdampak pada berbagai aktivitas sehari-hari termasuk bagi para mahasiswa. Sebagai seorang mahasiswi, Indah mengungkapkan bahwa musim hujan dapat memperhambat jadwal aktivitasnya, terutama ketika hujan deras.

“Sebenarnya cukup sulit, ya, ketika hujan cukup deras sehingga memperhambat seperti saat bertemu dosen dan kerjaan lainnya,” ungkap Indah.

Adapun Jamikdad dan Bimo menambahkan bahwa mobilitas mereka terbatas karena banjir yang muncul akibat musim hujan kemudian menyebabkan kemacetan dan menghambat aktivitas keduanya.

Maka dari itu, diperlukan upaya untuk mengatasi berbagai kesulitan yang muncul saat musim hujan tiba. Nazwa berpendapat bahwa salah satu tindakan yang tepat ialah dengan menggunakan transportasi umum untuk mobilitas, sementara Sabil berusaha untuk bersiap lebih awal agar tiba di tujuan dengan tepat waktu.

Indah menggunakan alternatif lain untuk melanjutkan aktivitasnya, seperti bertemu dengan dosen untuk bimbingan secara daring. Dia menyatakan, “Misalnya, jika ingin melakukan bimbingan dengan dosen, kita dapat berkomunikasi via online saja.”

Selain itu, musim hujan juga berdampak pada kesehatan sebagian mahasiswa. Jamikdad menyebutkan bahwa masuk angin menjadi dampak universal yang dialami olehnya dan oleh setiap orang, yang kemudian dapat disertai dengan batuk, pilek, dan menyebabkan demam. Namun, tak sedikit mahasiswa yang mengungkapkan bahwa kondisi kesehatannya tetap baik-baik saja di tengah musim hujan ini.

Dalam menghadapi curah hujan yang tidak menentu, penting bagi kita untuk memperhatikan kesehatan dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi cuaca. Adapun upaya yang bisa dilakukan dalam menjaga kesehatan di tengah musim hujan dapat dimulai dari kebiasaan kecil sehari-hari.

“Untuk upayanya seperti menjaga pola makan dan jam tidur,” ujar Bimo.

Jamikdad menambahkan pentingnya istirahat yang cukup dan mengonsumsi obat-obatan seperti vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh. Adapun Indah menyarankan untuk menghindari beraktivitas di luar saat hujan untuk mengurangi terpaparnya hujan, sementara Sabil menjadikan olahraga sebagai suatu keharusan dan menjaga keadaan hati untuk menghindari stres yang kemudian dapat berdampak negatif pada kesehatan.

Dalam menghadapi musim hujan, kita perlu beradaptasi dengan setiap perubahan kondisi cuaca agar tidak mengganggu kelancaran dan efisiensi jalannya kegiatan kita. Dengan demikian, kita dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari dengan lancar dan efisien, tanpa terpengaruh oleh kondisi cuaca yang berubah-ubah.

 

Penulis: Salsabila

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *