oleh

Mahasiswa vs AI: Persaingan Cerdas dalam Dunia Pendidikan di Era Digital

banner 468x60

Tangerang Selatan – Pendidikan adalah salah satu aspek yang terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Di era digital ini, peran teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan semakin berpengaruh. Bagaimana tidak? teknologi AI yang serba bisa tersebut dianggap mempermudah hingga hal-hal yang sulit dapat diselesaikan.

Lambat laun, teknologi AI menjadi hal yang familiar terutama di kalangan mahasiswa. Hal tersebut menimbulkan fakta bahwa ketergantungan akan teknologi AI dapat menghambat kreativitas mahasiswa dalam menciptakan ide-ide baru. Dengan demikian, muncullah persoalan bagaimana mahasiswa dan AI berinteraksi dalam dunia pendidikan saat ini.

banner 336x280

“Kita juga perlu ingat bahwa ada sisi gelapnya. Bayangkan jika semua pertanyaan bisa terjawab hanya dengan satu ujung jari klik saja sehingga dapat memengaruhi daya pikir kita yang lama kelamaan akan tergerus. Lalu yang kedua soal etika, validasi dari informasi yang didapatkan juga punya tantangan dengan etika, kita gak tau nih sumbernya dari mana.”, jelas Musfiah Saidah selaku dosen komunikasi UIN Jakarta.

Interaksi antara mahasiswa dan AI dalam pendidikan saat ini menciptakan peluang baru untuk personalisasi pembelajaran, meningkatkan efisiensi, dan mengakses sumber daya pendidikan yang lebih luas. Namun, ini juga menuntut mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan adaptasi, pemahaman teknologi, dan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh AI.

Teknologi AI tidak sepenuhnya memberikan dampak buruk bagi manusia. AI menjadi produk inovasi yang diciptakan manusia sebagai bentuk realisasi dari kreatifitas dalam bidang teknologi. Meski begitu, manusia bukan berarti terbebas sehingga selalu mengandalkan kemampuan AI. Dengan demikian, dibutuhkan sikap yang bijak terhadap penggunaan AI.

“Sebelum kita bisa bijak menggunakan AI kita harus tau cara kerja AI. Mereka itu hanya model yang belajar dari cara kita. Jadi yang perlu digaris bawahi disini adalah AI belajar dari kita. Jadi jangan sebaliknya, kita belajar berdasarkan AI atau AI kita jadikan referensi. Harusnya, AI referensinya dari kita, jadi jangan dibalik”, ucap Muhamad Fanshoby selaku dosen komunikasi UIN Jakarta.

 

Penulis: Putri Layina

Editor: Farhan Fadila

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed