Di Amerika Serikat, akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan mengenai dire wolf, legenda Zaman Es yang bangkit dari kepunahan. Sekelompok ilmuwan mengumumkan keberhasilan mereka menghidupkan kembali hewan yang telah hidup sejak sekitar 10.000 tahun lalu. Masih menjadi pertanyaan besar mengapa spesies ini punah. Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa mereka percaya perubahan iklim dan perburuan yang dilakukan oleh manusia menjadi penyebab utama.
Diketahui bahwa perusahaan bioteknologi di Amerika Serikat yang bernama Colossal Biosciences merupakan pihak yang melakukannya. Dalam laman X milik Colossal Biosciences dijelaskan bahwa sekelompok ilmuwan yang bekerja sama di sana melakukan proses rekayasa genetika tersebut. Mereka merekonstruksi genom dire wolf secara lengkap berdasarkan DNA purba yang ditemukan dalam fosil berusia belasan ribu tahun. Dari proses ini, lahirlah tiga ekor anak serigala dari Zaman Es, yang telah punah sejak ribuan tahun lalu.
Baca Juga: Ibnu Sina: Sang Jenius Muslim dan Warisannya di Dunia Ilmu Pengetahuan
Dire wolf merupakan predator puncak dalam ekosistem pada zamannya. Selain itu, hewan ini juga memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan serigala abu-abu modern yang biasa kita lihat. Dalam jurnal Wiley Online Library yang berjudul “Quaternary Records of the Dire Wolf, Canis dirus, in North and South America” dijelaskan bahwa serigala ini—dalam istilah ilmiahnya disebut Canis dirus—adalah salah satu predator terbesar yang biasa memangsa megaherbivora pada Zaman Pleistosen di Amerika Utara dan Selatan.
Perusahaan bioteknologi Colossal Biosciences berharap pencapaian mereka—yakni “merevolusi sejarah dan menjadi perusahaan pertama yang berhasil menggunakan teknologi CRISPR dalam proses de-extinction spesies yang telah punah”—dapat menjadi langkah maju dalam meningkatkan tanggung jawab manusia untuk memulihkan Bumi ke kondisi yang lebih baik. Demikian mereka jelaskan dalam laman resminya.
Komentar