oleh

Krisis di Lebanon: Israel Terus Melanggar Gencatan Senjata dengan Serangan Baru

banner 468x60

Jurnalis TV, Jakarta Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat dengan laporan terbaru mengenai pelanggaran gencatan senjata oleh Israel di Lebanon. Sejak perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani pada Rabu (27/11/24), Israel telah melakukan hampir 660 pelanggaran, termasuk serangan baru yang terjadi pada Rabu (25/12/24), tepat sebelum batas waktu penarikan pasukan Israel dari wilayah selatan Lebanon. 

Pelanggaran Gencatan Senjata yang Meningkat

Laporan dari Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) mengungkapkan bahwa pada Sabtu (25/01/25), tentara Israel melakukan 20 pelanggaran tambahan, termasuk penghancuran rumah dan pembakaran kendaraan di distrik-distrik seperti Bent Jbeil dan Marjayoun. Serangan ini menambah daftar panjang pelanggaran yang telah terjadi sejak gencatan senjata dimulai, dengan total lebih dari 660 insiden. 

banner 336x280

Sejak dimulainya serangan Israel terhadap Lebanon pada Minggu (08/10/23), data Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan bahwa lebih dari 16.670 orang mengalami luka-luka, serta lebih dari 4.068 orang tewas, termasuk banyak wanita dan anak-anak. Pelanggaran gencatan senjata ini tidak hanya menciptakan ketidakstabilan di kawasan tersebut tetapi juga memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah kritis.

Dalam konteks ini, Presiden AS Donald Trump mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar Israel menghentikan operasi militernya di Lebanon selatan. Guterres juga menekankan pentingnya perlindungan terhadap warga sipil dan menghormati hukum internasional.

Israel harus menghormati gencatan senjata dan segera menarik pasukannya dari Lebanon. Pelanggaran yang terus berlanjut hanya akan memperburuk krisis kemanusiaan dan menciptakan ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan ini,” ujar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang dikutip dari kompas.id.

Lebanon juga meminta dukungan internasional untuk Israel agar mematuhi kesepakatan gencatan senjata. Presiden Lebanon Joseph Aoun menegaskan pentingnya kedaulatan negara dan meminta warga untuk mempercayai kemampuan Angkatan Bersenjata Lebanon dalam menjaga keamanan. Dia juga menyerukan solidaritas internasional untuk membantu Lebanon dalam mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi.

Konsekuensi bagi Stabilitas Regional

Pelanggaran gencatan senjata oleh Israel tidak hanya berdampak pada Lebanon tetapi juga berpotensi memicu ketegangan lebih lanjut di seluruh kawasan Timur Tengah. Meskipun gencatan senjata bertujuan untuk mengakhiri lebih dari 14 bulan pertempuran antara tentara Israel dan kelompok Hizbullah, tindakan militer yang terus berlanjut menunjukkan bahwa perdamaian masih jauh dari jangkauan. 

Analisis situasi menunjukkan bahwa Israel mungkin menggunakan pelanggaran ini sebagai taktik untuk mempertahankan posisinya di wilayah strategis, sementara Hizbullah dan pemerintah Lebanon saling menyalahkan atas kegagalan untuk mematuhi ketentuan gencatan senjata. Ini menciptakan siklus ketegangan yang dapat mengarah pada eskalasi konflik lebih lanjut. 

Dengan situasi yang semakin memburuk dan pelanggaran gencatan senjata yang terus berlanjut, masa depan stabilitas di Lebanon dan kawasan Timur Tengah tetap tidak pasti. Pihak internasional perlu mendesak kedua belah pihak untuk mematuhi kesepakatan gencatan senjata demi mencegah terjadinya krisis kemanusiaan yang lebih besar dan menjaga perdamaian di wilayah yang sudah rentan ini.

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *