oleh

Sahur dan Berbuka dalam Perspektif Agama dan Kesehatan: Kunci Puasa yang Sehat dan Penuh Berkah

banner 468x60

Jurnalis TV, Tangerang Selatan – Sejak 1 Maret 2025, umat Muslim di Indonesia tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan 1446 Hijriah. Dalam bulan yang penuh berkah ini, kebiasaan-kebiasaan baik, baik yang kecil maupun yang besar, dapat mendatangkan pahala. Sayangnya, beberapa kebiasaan masyarakat seperti melewatkan waktu sahur, konsumsi makanan berlebih saat berbuka, hingga menghabiskan waktu dengan tidur sepanjang hari justru dapat mengurangi manfaat puasa yang seharusnya diperoleh dan merugikan tujuan utama ibadah puasa, baik dari aspek spiritual maupun kesehatan. Artikel ini menghadirkan pandangan komprehensif dari ahli agama dan kesehatan untuk memaksimalkan manfaat puasa dari dua dimensi penting tersebut.

Dalam ajaran Islam, sahur dan berbuka memiliki kedudukan istimewa. Keduanya bukan sekadar aktivitas rutin, melainkan sunnah yang mengandung hikmah mendalam. Sahur dirancang untuk membekali tubuh dengan energi selama berpuasa, sementara berbuka menjadi momentum penting untuk mengembalikan keseimbangan tubuh secara bertahap.

banner 336x280

Baca Juga: Kenaikan Harga Bahan Pokok Makanan Menjelang Bulan Puasa Ramadhan

Fenomena yang sering terlihat di masyarakat Indonesia meliputi perilaku melewatkan waktu sahur yang berakibat penurunan energi selama siang hari, konsumsi makanan berlebihan saat berbuka dapat meningkatkan risiko obesitas dan juga menghabiskan waktu dengan tidur sepanjang hari dapat menurunkan produktivitas kerja. Praktik-praktik ini bertentangan dengan esensi Ramadhan sebagai bulan pembinaan diri dan peningkatan kualitas spiritual.

Dr. Mahfudzi, MA, selaku dosen agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan bahwasanya mengajarkan sahur dan berbuka sebagai mekanisme untuk melatih pengendalian pola konsumsi dan menghargai tubuh. 

Puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi latihan mengendalikan konsumsi dan meningkatkan kualitas diri.” jelasnya.

Puasa dalam konteks yang lebih luas merupakan proses menyeimbangkan seluruh sistem tubuh. Pelaksanaan sahur dan berbuka tanpa memperhatikan aspek nutrisi dapat kontraproduktif terhadap kesehatan secara keseluruhan.

Kunci penting dalam menjaga kondisi optimal selama puasa adalah pemilihan menu bernutrisi seimbang yang mencakup karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral esensial. Tidak kalah penting adalah menjaga hidrasi melalui konsumsi air putih yang cukup saat tidak berpuasa, serta tetap aktif dengan olahraga ringan yang disesuaikan dengan kondisi tubuh selama Ramadhan.

Ibu RR Santi Indah Sulistiawati, selaku Ahli Gizi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat mengatakan, bahwasanya menjaga pola makan saat sahur dan berbuka adalah suatu cara individu dalam menjaga kesehatan selama berpuasa. Dianjurkan untuk menerapkan Piramida gizi Ramadan untuk memberi energi stabil sepanjang hari tanpa membebani sistem pencernaan, diantaranya karbohidrat kompleks seperti nasi dan gandum, protein lean seperti ikan dan ayam tanpa kulit, serta Buah, sayur, dan nutrisi pendukung.

Dengan menerapkan konsep piramida gizi, banyak minum air putih, serta rutin berolahraga, akan menjaga kesehatan tubuh kita selama bulan Ramadhan,” tuturnya.

Keselarasan antara pelaksanaan sunnah dan pola makan sehat merupakan pondasi utama puasa berkualitas. Aspek waktu juga memegang peranan krusial dalam optimalisasi manfaat sahur dan berbuka.

Mengikuti tuntunan untuk mengakhirkan sahur mendekati waktu imsak dan menyegerakan berbuka setelah azan Maghrib bukan hanya bernilai ibadah, tetapi juga sejalan dengan ritme biologis tubuh. Pendekatan ini, diperkuat dengan asupan nutrisi seimbang dan hidrasi yang memadai, akan memelihara kesehatan dan kebugaran sepanjang bulan penuh berkah ini. 

Ramadhan bukan sekedar menahan lapar dan dahaga, namun momentum untuk menyeimbangkan aspek spiritual dan kesehatan. Dengan mengikuti sunnah Nabi, menerapkan pola makan seimbang, serta mengatur waktu sahur dan berbuka secara optimal, umat Islam dapat meraih manfaat puasa secara maksimal. Keseimbangan ini adalah sebuah keharusan agar ibadah tetap khusyuk, tubuh tetap sehat, dan puasa benar-benar menjadi jalan menuju keberkahan.

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *