oleh

Penyebab Pernikahan di Indonesia Semakin Menurun dalam 10 Tahun Terakhir

banner 468x60

Jurnalis TV, Jakarta – Dalam satu dekade terakhir, angka pernikahan di Indonesia menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dalam satu dekade terakhir, terjadi penurunan signifikan dalam angka pernikahan di Indonesia. Pada tahun 2013, jumlah pernikahan tercatat lebih dari 2 juta per tahun. Namun, hingga tahun 2023, angka tersebut menurun sekitar 15-20%. Penurunan ini terutama terlihat di kalangan generasi muda. Menurut Statistik Pemuda Indonesia 2023, mayoritas pemuda berstatus belum kawin, yaitu sekitar 68,29%, sementara yang berstatus kawin hanya sekitar 30,61%. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar tetapi juga di berbagai wilayah lainnya, terutama di kalangan generasi muda.

Penurunan angka pernikahan ini menunjukkan adanya perubahan dalam pola pikir, prioritas hidup, serta tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini. Lalu, apa saja penyebab dari menurunnya angka pernikahan di Indonesia?

banner 336x280
1. Perubahan Nilai dan Standar Pasangan

Salah satu alasan utama penurunan angka pernikahan adalah perubahan nilai-nilai sosial terkait pernikahan. Generasi muda cenderung memiliki standar yang lebih tinggi dalam memilih pasangan hidup. Mereka mempertimbangkan banyak faktor, seperti pendidikan, keuangan, dan kesesuaian gaya hidup.

Media sosial juga berperan dalam membentuk ekspektasi terhadap pasangan ideal. Banyak orang terpapar kehidupan mewah dan hubungan yang terlihat sempurna di internet, sehingga mereka cenderung menetapkan kriteria yang sulit dicapai. Akibatnya, sebagian memilih untuk menunda atau bahkan menghindari pernikahan.

2. Fokus pada Pendidikan dan Karier

Generasi muda saat ini lebih memprioritaskan pendidikan dan karier sebelum memutuskan untuk menikah. Dalam banyak kasus, mereka merasa perlu mencapai kestabilan finansial terlebih dahulu sebelum membangun rumah tangga.

Keinginan untuk mandiri secara finansial ini sering kali membuat pernikahan tertunda hingga usia yang lebih matang. Berdasarkan data BPS, rata-rata usia menikah pertama di Indonesia terus meningkat, terutama di kalangan perempuan yang kini berada di usia 25 tahun ke atas.

3. Biaya Pernikahan yang Tinggi

Pernikahan di Indonesia sering kali dianggap sebagai acara besar yang melibatkan banyak tamu dan prosesi adat yang membutuhkan biaya besar. Hal ini menjadi salah satu alasan utama banyak pasangan menunda pernikahan.

Dengan tekanan untuk mengadakan pesta pernikahan yang megah, tidak sedikit pasangan yang merasa perlu menabung lebih lama untuk mewujudkan acara tersebut. Biaya hidup yang semakin meningkat juga menambah beban finansial bagi pasangan muda.

4. Gaya Hidup Modern

Gaya hidup modern yang semakin individualistis juga memengaruhi keputusan untuk menikah. Sebagian orang merasa bahwa memiliki pasangan atau menikah bukanlah kebutuhan mendesak.

Banyak individu yang merasa puas dengan hubungan tanpa ikatan resmi, seperti hubungan tanpa status (HTS) atau sekadar menjalin hubungan jangka pendek. Fenomena ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang memilih untuk menunda pernikahan.

5. Ketakutan terhadap Komitmen Jangka Panjang

Tingginya angka perceraian di Indonesia juga memberikan dampak psikologis bagi generasi muda. Mereka menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menikah karena takut akan risiko perceraian atau konflik dalam rumah tangga.

Selain itu, beberapa orang merasa bahwa komitmen jangka panjang dapat membatasi kebebasan mereka dalam mengejar mimpi dan tujuan hidup lainnya.

Penurunan angka pernikahan di Indonesia dalam 10 tahun terakhir mencerminkan perubahan signifikan dalam pola pikir dan prioritas hidup masyarakat. Dari perubahan nilai sosial, tekanan ekonomi, hingga gaya hidup modern, berbagai faktor berkontribusi pada fenomena ini.

Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang lebih inklusif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, untuk mendukung terciptanya lingkungan yang mendukung pernikahan sebagai bagian penting dari kehidupan. Dengan demikian, pernikahan tetap relevan sebagai institusi yang memperkuat struktur sosial di Indonesia.

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *