Jurnalis TV, Tangerang Selatan – Bertepatan dengan peringatan Hari Gizi Nasional, muncul sebuah fenomena yang menarik perhatian, yakni fenomena remaja jompo, yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan minyak angin dan koyo di kalangan anak muda. Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama Pusat Kajian Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, lebih dari 60% anak muda berusia 18 hingga 28 tahun mengaku sering mengalami pegal-pegal, nyeri otot, dan kelelahan meskipun tidak melakukan aktivitas fisik berat. Fenomena ini semakin terlihat di berbagai lingkungan, salah satunya, kampus. Banyak anak muda yang terbiasa membawa minyak angin, koyo, hingga suplemen kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Sebagian dari mereka sering merasakan ketegangan otot, nyeri sendi, dan kelelahan yang berkepanjangan meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
Maulina Handayani yang merupakan dosen ilmu kesehatan mengungkapkan bahwa terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan keluhan tersebut, “Faktor yang menyebabkan keluhan tersebut diantaranya faktor aktivitas, bisa juga faktor nutrisi, bisa juga faktor medis, penyakit atau gangguan atau juga bisa faktor lain seperti adanya stress”. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa penggunaan minyak angin dan koyo untuk keluhan ini juga dapat digunakan untuk meminimalisir gejala seperti pegal. Namun, jika memiliki kendala lain yang masalah utamanya tidak bisa diatasi dengan minyak angin ataupun koyo, maka dua hal tersebut hanya dapat menghilangkan gejalanya saja.
Tidak hanya dari sisi medis, faktor psikologis juga menjadi pemicu munculnya fenomena “remaja jompo.” Beban akademik, tekanan sosial, serta tuntutan hidup yang semakin tinggi membuat banyak anak muda mengalami stres dan burnout, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan fisik mereka.
“Jadi memang antara kesehatan mental dan kesehatan fisik sangat berkaitan. Jadi kalau orang tidak sehat secara mental agak stress itu akan berdampak pada kondisi fisiknya. Sebaliknya orang yang tidak sehat secara fisik maka akan berdampak pada kondisi mentalnya”, ungkap dosen psikologi Bambang Suryadi.
Ia mengatakan bahwa kesehatan mental ini lebih baik diatasi oleh orang profesional seperti para psikolog, konselor, atau psikiater. Bambang Suryadi juga menghimbau pada generasi z yang memiliki masalah mental untuk tidak malu untuk mencari pertolongan dari para profesional.
Kesehatan yang baik tidak hanya ditentukan oleh pola makan dan aktivitas fisik, tetapi juga keseimbangan antara rutinitas sehari-hari dan waktu istirahat yang cukup. Banyak anak muda yang mengalami kelelahan kronis akibat kurang tidur serta tekanan hidup yang tinggi. Kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat perlu ditingkatkan agar fenomena “remaja jompo” ini tidak berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih besar di masa depan.
Fenomena “remaja jompo” menunjukkan bahwa kesehatan fisik dan mental di kalangan anak muda perlu mendapat perhatian lebih. Pola hidup sehat, manajemen stres yang baik, serta kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik dapat membantu mengurangi keluhan yang dialami, namun jika keluhan tidak dapat ditangani sendiri, maka sebaiknya ditangani oleh Profesional.
Komentar