oleh

Sarasehan Nasional IJTI, Melawan Hoax Jelang Pemilu 2024

-J-News-128 Dilihat
banner 468x60

Jakarta – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia menggelar acara Sarasehan Nasional dalam rangka perayaan ke-25 tahun Ikatan Jurnalis TV Indonesia. Acara yang dilaksanakan pada Sabtu (07/10) di Millenium Hotel Sirih, Tanah Abang Jakarta Pusat ini mengusung tema “Jurnalisme Positif Melawan Hoax dan Uajaran Kebencina Jelang Pemilu 2024”.

Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan pengurus IJTI dari berbagai daerah, dan juga beberapa mahasiswa yang turut hadir meramaikan. Dalam kesempatan ini, dihadirkan para narasumber berkelas, seperti Yadi Hendriana, Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers, serta Makroen Sanjaya, Dewan Pertimbangan IJTI. Mereka membahas isu-isu krusial terkait jurnalisme positif, serta strategi menghadapi berita palsu dan ujaran kebencian yang mengancam integritas berita.

banner 336x280

Tak hanya itu, Puji F. Susanti, Presidium MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) menjelaskan mengenai bahaya informasi palsu (hoax) dan memberi tips-tips untuk menciptakan imunitas terhadap hoax di masyarakat. Turut hadir Brigjen Pol. Adi Vivid Agustiadi Bachtiar, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, memberikan wawasan tentang peran kepolisian dalam menangani tindak pidana siber yang terkait dengan hoax dan ujaran kebencian.

Dalam penanganan maraknya berita palsu dan ujaran kebencian, penting bagi jurnalis untuk menerapkan jurnalisme investigatif dengan memberikan informasi yang akurat dan objektif kepada publik. Heri Kurniawan, Ketua Umum Ikatan Jurnalis Tv Indonesia (IJTI), mengatakan bahwa Jurnalisme investigasi harus berfokus pada analisis dan solusi, bukan hanya sekadar pelaporan.

“Jurnalis harus terus mengembangkan jurnalistik investigasi. Karena dalam jurnalisme investigasi ini kita todak hanya memaparkan dalam sebuah kasus, melainkan juga alasan mendalam mengapa terjadinya kasus tersebut, dan yang terpenting kita juga dapat memberikan jalan keluar pada kasus yang kita investigasi tersbut.” ujar Heri.

Acara ini sangat relevan mengingat tema yang diusungnya, yaitu “Jurnalisme Positif Melawan Hoax dan Ujaran Kebencian Jelang Pemilu 2024”. Tujuannya sangat jelas, yaitu meningkatkan kompetensi para jurnalis televisi dalam menghadapi tantangan disinformasi era digital, khususnya hoax dan ujaran kebencian yang semakin meruncing menjelang pemilihan umum 2024.

Makroen Sanjaya, Dewan Pertimbangan IJTI. menambahkan penyebaran berita palsu semakin marak menjelang pemilu. Masyarakat dan jurnalis perlu meningkatkan kemampuan menilai informasi secara kritis sehingga dapat menyaring informasi yang tidak akurat.

“pesan penting saya adalah agar masyarakat juga dunia media lebih melek digital, sehingga masing-masing media dapat melakukan self-censorship, mensensor dimulai dari diri sendiri. Tentunya harus memiliki kompetensi” ucapnya

Kegiatan ini bukan hanya tentang para jurnalis, tetapi juga tentang kita semua, sebagai konsumen informasi. Dalam menghadapi tantangan berita palsu dan ujaran kebencian jelang Pemilu 2024, mari bersama-sama menjadi penjaga kebenaran. Jadilah konsumen informasi yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab.

 

Penulis: Rahma Nurul Izzah

Editor: Farhan Fadila

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *