oleh

SIKOPI: Komunitas Siber Syariah dalam Mewujudkan Media Inklusif

-J-News-124 Dilihat
banner 468x60

Ciputat – SIKOPI (Diskusi Komunikasi dan Penyiaran Islam) kembali digelar oleh Prodi Komunikasi Penyiaran Islam. Dengan tema “Cyber Community In Inclusive Media” yang mengupas peran krusial komunitas siber dalam media inklusif. Kegiatan diskusi ini menjadi agenda rutin yang diikuti oleh para dosen dan mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan dilaksanakan di Ruang Rapat Lt.2 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, (21/9).

 

banner 336x280

Sebagai narasumber utama dalam acara ini, Dr. Armawati Arbi membuka diskusi dengan menggambarkan esensi media modern. “Media memiliki peran sentral dalam membentuk opini publik dan mengarahkan perubahan sosial. Namun, kita juga harus mengakui bahwa media tidak selalu berfungsi dengan baik. Fungsi media bisa menjadi positif jika dampak yang dihasilkan adalah positif, seperti membangun pengetahuan dan informasi yang bermanfaat. Sebaliknya, disfungsi media terjadi ketika dampak yang dihasilkan justru negatif, seperti kasus cyberbullying atau pencurian data yang semakin marak,” ujarnya.

 

Salah satu poin menarik dalam diskusi ini adalah penekanan pada peran komunitas siber dalam ekosistem media inklusif. Komunitas siber adalah jejaring yang terbentuk di dunia maya dan aktif dalam kegiatan media daring. Terdapat dua sisi yang perlu diperhatikan dalam komunitas ini, yakni yang bersifat positif dan negatif.

 

Komunitas siber positif berperan penting dalam mempersatukan individu dengan kesamaan ide atau minat. Mereka berfungsi sebagai agen yang menyebarluaskan informasi dengan cakupan yang luas. Sebagai contoh, Radio Silaturahmi (Rasil) dan Komunitas Anti Riba adalah dua entitas yang memiliki peran penting dalam menyebarkan pesan positif.

 

“Komunitas siber yang berperan positif dalam dakwah berfungsi sebagai pemberi solusi bagi masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Mereka menggunakan media sebagai alat dakwah, menyebarkan pesan-pesan positif dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada audiens,” tambah Dr. Armawati.

 

Kegiatan ini menggarisbawahi, bahwa  inklusivitas siber dalam komunitas tersebut sebagai bentuk dakwah yang diterapkan pada masyarakat. Rasil, sebagai media inklusif, mengupas berbagai sudut pandang organisasi Islam dan beragam pengetahuan dalam bidang keagamaan. Sementara Komunitas Anti Riba, yang anggotanya tersebar di berbagai daerah dan dari berbagai agama, menunjukkan betapa inklusivitas siber bisa memainkan peran penting dalam mendukung dakwah yang lebih luas.

 

Diskusi dengan tema “Cyber Community In Inclusive Media” menjadi wadah tukar pikiran  untuk memahami dinamika media dan peran penting komunitas siber dalam mendukung media inklusif dan dakwah di era digital. Acara ini memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana media dan komunitas daring dapat bersinergi untuk menciptakan dampak positif dalam masyarakat, serta memperkaya pengetahuan dosen dan mahasiswa KPI yang turut serta dalam diskusi rutin ini.

 

Penulis: Rafadila Fatiha Lana Nikmah

Editor: Farhan Fadila

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *