oleh

AI dan Masa Depan Jurnalistik: Tantangan atau Peluang?

banner 468x60

Jurnalis TV, Jakarta – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) telah membawa perubahan besar di berbagai bidang, termasuk dunia jurnalistik. AI kini mulai digunakan dalam proses produksi berita, mulai dari penulisan laporan pertandingan olahraga, prakiraan cuaca, hingga analisis data. Hal ini menimbulkan perdebatan: apakah kehadiran AI akan mengancam profesi jurnalis, atau justru menjadi alat bantu yang memperkuat kerja mereka?

Di satu sisi, AI menawarkan banyak keuntungan bagi industri media. Teknologi ini mampu menghasilkan berita dalam waktu singkat, membantu redaksi bekerja lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan informasi yang serba cepat. Selain itu, AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar dan menyajikan pola atau tren yang bisa dijadikan bahan berita. Misalnya, IDN Times telah menggunakan teknologi AI untuk menyusun berita berbasis data dari BMKG secara otomatis dan akurat.

banner 336x280

Baca Juga: AI: Senjata Ganda dalam Perang Melawan Judi dan Pinjaman Online Ilegal

Namun, di balik manfaat tersebut, penggunaan AI juga memunculkan sejumlah tantangan serius. Salah satunya adalah soal kualitas dan etika. Meskipun AI mampu membuat tulisan yang terstruktur, ia belum bisa meniru empati, sudut pandang manusia, serta kepekaan sosial yang menjadi ciri khas karya jurnalistik yang baik. Tak hanya itu, AI berisiko menghasilkan informasi yang bias atau bahkan salah, terutama jika data yang digunakan tidak diverifikasi secara benar.

Kekhawatiran lain datang dari sisi kebebasan pers. Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta, Asep Saeful Muhtadi, menyebut bahwa pemanfaatan AI dalam Jurnalistik sudah lumrah terjadi.”Penggunaan Al dalam jurnalistik sudah menjadi fenomena internasional, bahkan dalam survei terakhir pada 2023, sudah disebutkan bahwa 56 persen pemimpin industri berpendapat bahwa otomatisasi back end akan menjadi penggunaan Al yang paling penting di ruang redaksi pada tahun 2024,” ungkap Asep.

AI berpotensi disalahgunakan sebagai alat penyensoran atau pengawasan media oleh pihak-pihak tertentu. Jika tidak diawasi, teknologi ini justru bisa membahayakan demokrasi dan mengurangi ruang kebebasan berekspresi di masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Dewan Pers telah menyusun pedoman penggunaan AI dalam jurnalistik. Pedoman ini menekankan bahwa AI hanya boleh digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti tugas utama jurnalis. Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, menegaskan pentingnya transparansi, akurasi, dan tanggung jawab dalam penggunaan AI, termasuk mencantumkan sumber dan sistem yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap media.

Ketua Komisi Pendidikan Dewan Pers, Tri Agung Kristanto, juga berpendapat bahwa jurnalis dan AI bisa saling melengkapi. Teknologi ini bisa digunakan untuk mempercepat proses kerja dan analisis, sementara jurnalis tetap memegang peran utama dalam menyusun narasi, melakukan verifikasi, dan menjaga nilai-nilai etika jurnalistik.

AI tidak harus dianggap sebagai ancaman bagi jurnalisme. Justru, jika digunakan secara bijak dan disertai dengan regulasi yang tepat, AI dapat menjadi peluang besar untuk memperkuat dunia jurnalistik. Kolaborasi antara manusia dan teknologi adalah kunci untuk menghadirkan informasi yang cepat, akurat, dan tetap mengedepankan nilai-nilai kebenaran dan tanggung jawab sosial.

Referensi:

Lubis, U. (2023, Juli 15). ChatGPT & AI: Masa depan jurnalisme dan media. IDN Times. https://www.idntimes.com/opinion/social/uni-lubis/chatgpt-ai-masa-depan-jurnalisme-dan-media

Meidina, D. (2024, Februari 20). Dosen UMJ: Artificial Intelligence ancam kebebasan pers. Universitas Muhammadiyah Jakarta. https://umj.ac.id/kabar-kampus/2024/02/dosen-umj-artificial-intelligence-ancam-kebebasan-pers/

Arlinta, D. (2025, Januari 24). Penggunaan kecerdasan buatan tetap patuhi kode etik jurnalistik, pedoman Dewan Pers jadi rujukan. Kompas.id. https://www.kompas.id/artikel/penggunaan-kecerdasan-buatan-tetap-patuhi-kode-etik-jurnalistik-pedoman-dewan-pers-jadi-rujukan

Naibaho, R. (2025, Januari 24). Dewan Pers: AI permudah kerja jurnalistik, bukan gantikan tugas manusia. Detik News. https://news.detik.com/berita/d-7747998/dewan-pers-ai-permudah-kerja-jurnalistik-bukan-gantikan-tugas-manusia

Redaksi VOI. (2024, Desember 11). Seminar AI Dewan Pers: AI vs jurnalis, akankah mesin menggeser peran manusia? VOI.id. https://voi.id/teknologi/441754/seminar-ai-dewan-pers-ai-vs-jurnalis-akankah-mesin-menggeser-peran-manusia

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *