Jurnalis TV, Jakarta – Tak perlu jauh-jauh ke Turki, kemegahan arsitektur Istanbul kini bisa ditemukan di Jakarta Selatan. Bukan museum atau tempat wisata, tapi sebuah masjid yang menjadi ruang ibadah sekaligus destinasi menarik: Masjid Jami’ Al Fajri.
Masjid ini mengusung arsitektur bergaya Turki Usmaniyah, lengkap dengan kubah besar dan ornamen khas yang memukau. Keindahannya tak hanya memanjakan mata, tapi juga menciptakan suasana spiritual yang damai.
Masjid Jami’ Al Fajri ini menjadi masjid pertama di Indonesia yang mengusung gaya arsitektur Usmaniyah secara utuh. Inspirasi pembangunannya datang dari Masjid Sultan Ahmed atau Blue Mosque di Istanbul, yang terkenal akan keindahan dan kemewahan interiornya. Karena kemiripan inilah Masjid Jami’ Al Fajri kerap disebut sebagai miniatur Blue Mosque yang menghadirkan nuansa Turki di tengah pemukiman Jakarta.
Baca Juga: Masjid An-Noor: Keanggunan Arsitektur Minimalis yang Memukau di Ciputat
Masjid ini mulai dibangun pada 1947 oleh warga Kampung Gerobokan, yang kini dikenal sebagai Pejaten Barat. Pembangunan awal dilakukan secara mandiri dan selesai pada 1958. Renovasi besar dilakukan pada 1972 dengan perubahan signifikan pada konstruksi dan desain arsitekturnya, hingga akhirnya berkembang menjadi masjid megah seperti sekarang.
Saat memasuki bagian dalam masjid, pengunjung akan disambut oleh dominasi warna putih yang menghiasi kubah dan dindingnya. Di berbagai sudut, ornamen khas Turki terlihat menghiasi interior, mulai dari kaligrafi Arab hingga motif bunga yang mempercantik ruangan. Kubah utamanya berdiri megah di tengah bangunan, mempertegas gaya Usmaniyah yang elegan.
Fauzi, selaku sekretaris masjid Jami’ Al Fajri mengatakan, dalam dua tahun terakhir, jamaah yang datang ke Masjid Jami’ Al Fajri tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar, tetapi juga dari luar daerah, karena ramai di media sosial.
“Ya, sebelumnya memang khusus jamaah sekitar Al-Fajri saja. Di dua tahun belakang ini karena kita sudah punya bangunan seperti ini, dan perkembangannya saya juga signifikan juga gitu ya. Dari media sosial banyak yang datang ke sini. Banyak yang datang, yang melihat. Ya memang sih kita juga ingin menjadi masjid percontohan. Kita bagaimanapun juga upaya kami menjadikan Masjid Jami’ Al-Fajri ini sebagai masjid percontohan. Baik dalam hal bangunan dan juga pelaksanaan ubudiahnya. Kemudian kemarin di Ramadhan, Masya Allah, jamaah kita cukup banyak yang dari luar. Dari Tangerang, dari Banten, dari Depok, dari luar kota banyak yang hadir. Termasuk dari Cirebon. Karena di Medsos itu mungkin penyajiannya bagus, mereka datang ke sini, dan kita coba layan ini semaksimal mungkin,” jelasnya.
Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah harian, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan. Salah satunya adalah taman pendidikan anak yang rutin diselenggarakan. Selain itu, masjid ini aktif menjadi tempat pengajian, tadarus, dan kegiatan pembinaan keislaman masyarakat.
Masjid Jami’ Al Fajri memiliki tiga lantai. Lantai pertama digunakan untuk kegiatan sosial masyarakat, sedangkan lantai dua dan tiga difungsikan untuk ibadah. Dari lantai atas, pengunjung bisa menikmati panorama interior masjid dari pilar-pilar tinggi hingga ornamen khas Turki, yang menjadikannya spot instagramable.
Yunita, salah satu jamaah, mengaku senang bisa beribadah di masjid ini. “Bagus, unik. Berasa kayak di luar negeri, kayak di Turki gitu,” ujarnya. Ia merasa nyaman karena kebersihan masjid ini. Meski masih dalam tahap renovasi, ia menilai Masjid Jami’ Al Fajri memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar lewat berbagai kegiatan yang rutin diselenggarakan.
Bagi yang ingin berkunjung, Masjid Jami’ Al Fajri terletak di Jalan Al Fajri No.17, RT 18/RW 01, Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dari Stasiun Pasar Minggu, perjalanan bisa dilanjutkan dengan angkot merah jurusan S05 atau ojek online. Waktu tempuh menuju masjid sekitar 10 menit.
Masjid Jami’ Al Fajri merupakan tempat yang sempurna untuk dikunjungi dengan arsitektur bernuansa Turki yang megah.. Cocok buat yang ingin merasakan nuansa khas Turki tanpa perlu jauh-jauh ke luar negeri.
Komentar