Ciputat – Pekan Kebudayaan Nasional atau bisa dikenal dengan singkatan PKN adalah agenda yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek (singkatan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) bekerjasama dengan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (PBSI FITK), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 ini diselenggarakan pada tanggal 20 – 28 Oktober 2023.
Acara PKN yang di gelar oleh PBSI FITK UIN Jakarta ini dihiasi berbagai macam penampilan seperti ada pameran, bazar, bedah buku, workshop dan diskusi. Salah satu acara Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional 2023 yang menarik perhatian disini ialah “Diskusi Resonansi Budaya Islam dalam Sastra dan Seni Rupa”
Diskusi ini diselenggarakan pada tanggal 25 Oktober 2023 di Ruang Teater Prof. Mahmud Yunus lantai 3 FITK UIN Syarif Hidayatullah. Acara diskusi ini dibuka dengan sangat menarik karena terdapat penampilan menarik dan luar biasa dari teatrikal puisi karya Danarto yang berjudul “habis tak sudah” oleh tim akustik dari PBSI UIN Jakarta. Penampilan teatrikal puisi karya dari Sastrawan legendaris Indonesia, yaitu Danarto. Karya Danarto “Habis tak sudah” ini ialah buku berisi tulisan Allah yang berjumlah 1015 halaman. Arti dari Karya Danarto “Habis tak sudah” ini maksudnya adalah segala kegiatan kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari sang maha pencipta, Allah swt.
Berlanjut pada acara inti yaitu Ruang Tamu Diskusi Resonansi Budaya Islam dalam Sastra dan Seni Rupa ini menghadirkan tiga narasumber terbaik, diantaranya Dr. Didin Sirojuddin, M.Ag., Kaligrafer Internasional dan Pendiri Pesantren LEMKA, Hairus Salim, Pengurus Yayasan Tikar Seni Budaya Nusantara Bandung dan Annisa Rahadiningrat, Ph.D., Asisten Kurator National Gallery of Singapore. Acara diskusi Ruang Tamu PKN ini dimoderatori oleh Sarah Monica, Pegiat Literashinta AWCPH UI.
Dr. Didin Sirojuddin, M.Ag., mengulas tentang sejarah perkembangan kaligrafi dalam konteks luas dan keterkaitan yang sangat dekat antar tulisan kaligrafi dengan Quranic recitations. Beliau mengatakan, “Kaligrafi itu bukan hanya sekedar seni tetapi kaligrafi adalah ilmu dan filsafat” Kaligrafi dapat diartikan pula sebuah karya lukis.
Hairus Salim berbicara soal kaligrafi yang tidak beraksara arab dan bicara banyak tentang karya dari salah satu sosok seniman muslim yaitu pak Dinarto. Beliau memperkenalkan sastrawan ternama indonesia yaitu Danarto. Setiap cerpen yang ditulis oleh Danarto sekaligus ilustrasinya dapat membuat pembaca merasa masuk ke dalam cerita pendek tersebut. Dari sekian banyak karya Danarto, diantara 27 karya yang menyebutkan malaikat meskipun hanya sepintas saja dan ada pula tidak sebutkan malaikat tapi penggambarannya malaikat. Penggambaran malaikat tersebut di ilustrasikan dengan sebuah cahaya. Tidak ada satu huruf Arab pun yang tercantum dalam karya Danarto, tetapi banyak sekali pelajaran keislaman yang tersirat di dalamnya. Danarto menuliskan kata “tanah” sebanyak 2 lembar di dalam karya nya, dimaksudkan agar ketika membaca nya sama dengan berdzikir mengingat sang pencipta.
Annisa Rahadiningrat, Ph.D., mengenalkan sosok Arahmaiani sebagai seniman performance. Arahmaiani menunjukan kaligrafi beraksara arab, namun tidak serta merta berhubungan dengan Quranic recitations, atau Quranic text.
Pembahasan yang dibawa oleh setiap narasumber membuat takjub para hadirin akan karya-karya para seniman/sastrawan muslim, karena penyampaian setiap narasumber tidak lepas dari seni yang begitu indah.
Pekan Kebudayaan Nasional digelar bukan hanya untuk memperkenalkan karya seni yang indah tetapi juga digelar untuk dapat di apresiasi dan dilestarikan warisan budaya para leluhur. Menghormati warisan budaya dan menjaganya dengan terus dilestarikan.
Penulis: Neng Holania (Pendidikan Fisika)
Editor: Iman Mauludin
Komentar