Oleh: Venny Yuliasari
Amerika Serikat baru saja melangsungkan pesta demokrasi, yaitu pemilihan presiden tahun 2020. Pemilihan kepala negara Amerika Serikat tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 November waktu setempat. Terdapat 2 calon kandidat dalam pemilihan presiden Amerika yang dilaksanakan 4 tahun sekali tersebut, Kandidat pertama yaitu Joe Biden dari Partai Demokrasi, kemudian kandidat kedua yaitu Donald Trump dari Partai Republik yang mencalonkan diri untuk kedua kalinya sebagai calon presiden Amerika Serikat.
Hingga saat ini belum dipastikan siapa yang akan memenangkan pemilihan presiden tersebut, yang menarik dari pemilihan Presiden Amerika Serikat adalah sistem pemilihan dengan menganut sistem suara elektoral, yakni apabila salah satu kandidat berhasil mendapatkan total 270 electoral college votes atau suara elektoral, maka dia yang akan menjadi pemenang tanpa melihat total perolehan suara. Setiap negara bagian diberi jatah elector sebanding dengan jumlah penduduknya. Jadi, meskipun salah satu kandidat mendapatkan perolehan suara terbanyak, dia tidak bisa memenangkan pemilihan tersebut apabila suara electoral tidak mencapai 270 suara.
Hingga tanggal 7 November 2020 pada pukul 01.43 waktu setempat, Joe Biden unggul dengan perolehan 264 suara electoral dengan perolehan suara 73.711.608, sedangkan Donald Trump mendapatkan suara electoral sebanyak 214 suara dengan perolehan suara 69.774.193. Hanya membutuhkan 6 suara electoral college, maka Joe Biden bisa memenangkan pemilihan tersebut.
Tentunya siapapun yang akan menjadi presiden negara Adidaya ini sangat dinantikan oleh masyarakat di seluruh dunia. Berbagai elemen masyarakat mengikuti dan menyaksikan bagaimana pemilihan presiden ini berlangsung. Siapapun yang akan menduduki Gedung Putih nantinya, pasti akan berdampak pada ekonomi politik dunia.
Komentar